Selasa, 03 Juli 2012

OBAT DIABETES (ANTIDIABETIK)


ANTIDIABETIK

Diabetes mellitus (DM)
(Berasal  dari kata Yunani  διαβαίνειν, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis")

Diabetes mellitus umum dikenal sebagai kencing manis:
Adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan.

Diabetes mellitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis dan terjadi  karena defisiensi insulin atau resistensi  insulin. DM  adalah keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai insulin sebagaimana mestinya.

Manusia perlu makan. Makanan itu dapat terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Glukosa adalah unit satuan karbohidrat yang terkecil. Dalam tubuh manusia, glukosa dipergunakan untuk membentuk energi. Jika kadar glukosa berlebih maka tugas insulin  untuk menyimpan kelebihan gula dalam darah ke bentuk cadangan di hati, otot dan organ lainnya.
Insulin adalah hormon yang membawa glukosa darah ke dalam sel-sel, dan menyimpannya sebagai glikogen.
Jika proses diatas berlangsung seimbang, maka kelebihan glukosa dalam tubuh manusia tidak akan menimbulkan penyakit.
Tapi jika kadar insulin rendah, atau insulin tidak diproduksi maka ini dapat menyebabkan kadar glukosa menumpuk dalam darah atau yang lebih dikenal dengan   Sakit gula.
Kadar glukosa darah yang tinggi mengganggu sirkulasi dan dapat merusak saraf. Berakibat: nyeri pada tungkai,kebutaan, gagal ginjal dan kematian.


Etiologi diabetes:  
  Penurunan fungsi sel b pankreas
  Kerusakan sel  bpankreas
  Kehamilan
  Pengaruh hormon, obat, infeksi  dll


Fungsi insulin:
  Meningkatkan masuknya glukosa ke sel
  Meningkatkan oksidasi glukosa
  Mengubah glukosa menjadi glikogen
  Menurunkan penguraian lemak cadangan
  Menghambat pengubahan glikogen jadi glukosa
  Menghambat pembentukan glukosa dari protein



Tipe diabetes melitus  berdasarkan patofisiologinya:

1. Diabetes Melitus tipe 1 (bergantung pada insulin)
    diakibatkan kerusakan dari sel-sel penghasil insulin
2. Diabetes Melitus tipe 2 (yang tidak  bergantung pada insulin ).
    Perkembangan lebih lambat, juga kebanyakan hanya terjadi
    suatu kekurangan insulin.  Disebabkan resistensi insulin
    ataupun   berkurangnya  sekresi insulin.
3. tipe spesifik lain (cacat genetik, pankreatitis, gangguan fungsi endokrin,  
    infeksi, obat)
4. Diabetes gestasional (diabetes kehamilan):
    Terjadi bila simpanan insulin ibu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
    ekstra pada kehamilan.
    50% ibu hamil yang terkenan diabetes gestasional akan menderita diabetes     
    tipe II dikemudian hari.
    Diabetes gestasional yang tidak terdeteksi juga berkaitan dengan peningkatan  
    insidens pre-eklampsia.


Gejala klasik dari Diabetes Melitus
  berat badan menurun,
  banyak buang air kecil (poliuria),
  banyak minum (polidipsi) dan
  banyak makan (polifagi).
  Mudah terkena infeksi
  Jika infeksi sulit sembuh
Gejala tidak khas dapat berupa:
  kesemutan,
  gangguan penglihatan,
  gatal,
  gangguan ereksi atau keputihan.


Faktor risiko Diabetes Melitus, diantaranya:

1. usia > 45 tahun
2. kegemukan
3. hipertensi
4. riwayat keluarga Diabetes Melitus
5. riwayat melahirkan bayi dengan BB > 4kg
6. riwayat Diabetes Melitus pada saat kehamilan
7. penderita PJK (penyakit jantung koroner), TBC, hipertiroidisme
8. kadar lipid yang tinggi
9. Stress emosional
10. Autoimun / kerusakan sel b pankreas
11. Infeksi virus
12. Obat (kortikosteroid, hormon tiroid, fenitoin, tiazid)

Jika seseorang memiliki gejala diatas, atau memiliki faktor risiko Diabetes Melitus, disarankan untuk memeriksa kadar gula darahnya.



Orang sehat/ Non diabetes
Glukosa darah  (mg/dl)
  Sebelum makan                 < 115
  2 jam setelah makan          < 140
  Waktu tidur                         < 120    
  HbA1c                                   4-6 %
   
Diabetes mellitus:
Glukosa darah
   Sebelum makan (puasa)> 126 mg/dl  
  2 jam setelah makan > 200 mg/dl
   HbA1c           > 8 %   (normal < 6 %)
   

Kadar gula darah puasa yang normal adalah <110 mg/dl dan kadar gula darah sewaktu yang normal adalah <200 mg/dl.
Jika pada saat pemeriksaan didapatkan kadar gula darah puasa 110 mg/dl atau kadar gula darah sewaktu 200 mg/dl, dapat dilakukan pemeriksaan ulang untuk kemudian ditegakkan diagnosis pada orang tersebut.
Jika seseorang memiliki gejala klasik Diabetes Melitus maka gula darah puasa 126 mg/dl atau gula darah sewaktu 200 mg/dl sekali saja cukup untuk menegakkan diagnosis Diabetes Melitus.

komplikasi akut ataupun komplikasi menahun.
Komplikasi akut antara lain :
v  Hipoglikemi
Gejala hipoglikemia:
       * Lapar, mual, tekanan darah turun
       * Lemah, lesu, sulit bicara
       * Keringat dingin
       * Tidak sadar dengan atau tanpa kejang
v  Terjadinya penurunan kesadaran yang tiba-tiba (pingsan) 
                 atau koma diabetikum.


Pencegahan dan Pengobatan  Diabetes
  Mempertahankan berat badan ideal dan melakukan gaya hidup aktif. Latihan (gerak) fisik sangat penting untuk mencegah diabetes. Paling tidak, berolahragalah setengah jam per hari. Jalan cepat untuk mempercepat detak jantung atau gerakan yang menghasilkan keringat.
  Menurunkan berat badan. Sekitar 80% pengidap diabetes mengalami kelebihan berat badan. Maka, hindari mengonsumsi makanan yang terbuat dari gula. Makanan yang diproses dan digoreng juga tidak sehat. Konsumsi makanan berserat sangat dianjurkan.
  Jangan merokok. Merokok tak hanya meningkatkan risiko diabetes tapi juga menyebabkan penyakit jantung dan kanker paru-paru.
  Jangan minum minuman beralkohol.



Penanganan diabetes

Diabetes tipe 1  :
  insulin
  diet
  olahraga

Diabetes tipe 2   :
   diet
   bobot badan diturunkan
   olahraga
   obat antidiabetika oral
   insulin


Obat Antidiabet

  Insulin
  Antidiabetik Oral :
          Golongan sulfoniluria : glibenklamid, gliburid
          Turunan Biguanida : Metformin
          Gol. Meglitinid:Repaglinid  dan nateglinid
          Gol. Tiazolidinedion: Pioglitazon, rosiglitazon
          Penghambat alfa glukosidase :Akarbosa, miglitol
        


INSULIN

Tahun 1869 Langerhans menemukan kelompok sel dalam pankreas yang disebut sesuai namanya.
Insulin terdiri atas: dua rantai peptida, rantai –A dengan 21 asam amino dan rantai-B dengan 30 asam amino. Insulin manusia dan insulin-insulin dari sapi dan babi hanya  berbeda sedikit dalam urutan asam aminonya

Kerja Insulin: Insulin merupakan hormon yang penting untuk kehidupan. Hormon ini mempengaruhi baik metabolisme karbohidrat maupun metabolisme protein  dan lemak.
Kerja Insulin dengan cara:
  Menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar jaringan,
  Menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif
  Menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot dan mencegah penguraian glikogen.
  Menstimulasi pembentukan  protein dan lemak dari glukosa.
Semua proses ini menyebabkan kadar glukosa darah menurun akibat pengaruh insulin.


Indikasi:

Untuk pasien Diabetes Tipe 1, pemberian insulin  adalah  keharusan    
                        
Untuk pasien Diabetes Tipe 2, pemberian insulin juga  dibutuhkan jika diet
                                                 dan/atau pemberian antidiabetika oral
                                                 tidak cukup


Sediaan Insulin dibagi atas:
  Insulin normal
           Indikasi : koma diabetik, keadaan metabolisme yg bersifat asidotik,
                                   infeksi berat dan juga pemberian pertama dan baru.
  Insulin dengan kerja yang diperlambat (insulin depot)
Indikasi :  * Pada diabetes Tipe I  stabil dan diabetes tipe II yang stabil
                              dan membutuhkan insulin.
                           * Pada diabetes tipe I dan II yang tidak stabil

  Campuran keduannya
Indikasi : untuk pasien Diabetes Tipe 1 dan  2 yang tidak stabil dan 
                          juga pada pasien yang kadar gula darahnya tidak cukup 
                          dinormalkan dengan insulin dg kerja diperlambat


Dosis:
Pada diabetes tipe 1:  Pada usia pertumbuhan  0,8 -1 U/kg/hari
                                    Pada usia dewasa: 30-50 IU/hari

Pada diabetes tipe II:  30-45 IU

Insulin sebagai polipeptida hanya dapat diberikan secara parenteral.


Efek samping:
  Terdapat bahaya hipoglikemik akibat kelebihan dosis
  Reaksi alergi
  Resistensi Insulin
  Dapat terjadi lipodistrofi pada tempat  penyuntikan


Interaksi:
  Obat-obat yang memperkecil penurunan gula darah dan menutupi gejala suatu hipoglikemia ialah:
           Klorpromazin, glukokortikoid, turunan asam nikotinat, saluretika dan   
           simpatomimetika.
  Obat-obat yang memperbesar  penurunan gula darah oleh insulin:
           Bloker reseptor b, dan  siklostatika  jenis  siklofosfamida



ANTIDIABETIKA  ORAL

Pemakaian antidiabetika oral harus dikurangi, hanya diindikasikan jika:
  tidak terdapat diabetes tipe I
  tindakan diet tidak cukup, dan
  tidak perlu diberikan insulin sebagai pengganti antidiabetika oral


Ada 5 golongan antidiabetik oral yang dapat digunakan :
  1. Sulfonilurea
  2. Biguanid
  3. Meglitinid
  4. Penghambat   a- glikosidase, dan
  5. Tiazolidinedion


1.Turunan Sulfonilurea  dan analog sulfonamida
(Glibenklamid, Karbutmaid, Tolbutamid,Klorpropamid, glimidin)

Mekanisme kerja:
Obat ini membebaskan insulin yang dapat dimobilisasi dari sel B pankreas dan pada saat yang sama memperbaiki tanggapan  terhadap rangsang  glukosa fisiologik. Obat ini hanya berkhasiat jika produksi insulin tubuh  sendiri sebagian masih bertahan (tidak berkhasiat  jika tidak ada produksi insulin).

Indikasi: hanya diindikasikan pada penderita diabetes tipe II yang tidak membutuhkan insulin, karena pada penderita ini normalisasi kadar gula darah tidak mungkin dilakukan dengan tindakan diet.

Efek samping:
Kehilangan selera makan
Mual
Leukopenia
Trombositopenia
Gejala anemia
Reaksi alergi
hipoglikemia

Kontraindikasi:
Tidak dapat diberikan pada diabetes tipe I, pada asetonuria parah,koma diabetik, pada  gangguan fungsi ginjal yg parah dan pada masa kehamilan.
Dianjurkan pada masa kehamilan untuk menggantinya dengan insulin.

Interaksi:
Yg memperbesar kerja menurunkan gula darah: turunan kumarin, bloker reseptor b, kloramfenikol, fenilbutazon, salisilat, sulfonamida dan tetrasiklin.
Toleransi alkohol diturunkan terutama oleh Klorpropamida.


 2. Turunan Biguanida

Dari senyawa ini hanya Metformin yang masih tersedia. Senyawa-senyawa lain sudah ditarik dari peredaran karena cukup sering menimbulkan toksisitas.
Setelah pemberian metformin secara oral pada penderita diabetes, kadar gula darah menurun sesuai dengan dosis, tetapi hal ini tidak terjadi pada orang dengan metabolisme sehat. Maka suatu efek hipoglikemik tidak perlu ditakutkan.
  
Indikasi : pada penderita diabetes dewasa yang tidak tertolong dengan tindakan diet dan terdapat alergi terhadap tipe sulfonamida.

Efek samping:
Menyebabkan gangguan saluran cerna
Perubahan pembentukan darah
Metformin tidak dapat diberikan pada koma atau prakoma diabetik:Kecenderungan asetonuria
Kerusakan berat ginjal atau hati
Pankreatitis
Menurunnya kondisi umum


3. Golongan Meglitinid  (Repaglinid  dan Nateglinid)
 
Mekanisme kerjanya
Sama dengan sulfonilurea tetapi struktur kimianya sangat berbeda.
Metabolisme utamanya di hepar dan metabolitnya tidak aktif.
(Pada pasien dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal harus berhati-hati).

Efek samping
Utamanya Hipoglikemia dan gangguan saluran cerna.


4. Golongan Tiazolidinedion  (Pioglitazon dan Rosiglitazon)
Senyawa ini dapat mengurangi resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan AMP kinase  yang merangsang transfort glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam lemak. Selain itu juga menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan asam lemak bebas di plasma.
Senyawa ini digunakan untuk DM tipe II yang tidak memberi respon dengan diet dan latihan fisik. Sebagai monoterapi atau ditambahkan pada mereka yang tidak memberi respons pada obat hipoglikemik lain .


5. Penghambat Enzim   a-Glikosidase (Akarbosa, miglitol)

Obat golongan ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin dan disakarida di intestin. Sehingga dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM.
Karena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan efek samping hipoglikemia.
Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. Diklinik sering digunakan bersama antidiabetik oral lain dan/atau insulin.


Antihipoglikemia

Hipoglikemia, kadang-kadang sampai pada syok hipoglikemik, disamping setelah pemberian insulin atau antidiabetika oral.

Untuk mengobati ini digunakan:
Gukagon dan
Diazoksida


Gukagon

Fungsinya memasok glukosa jika dibutuhkan dan memungkinkan suatu pemakaian asam lemak.
Glukagon menaikkan penguraian glikogen dalam hati melalui aktivasi adenilatsiklase dan dengan cara ini menaikkan kadar gula darah.
.
Dosis:
Pada keadaan hipoglikemia dosis rata-rata berkisar 0,5-1 mg  SC, IM, IV

Efek samping:
Mual, muntah, reaksi hipersensitif


Diazoksid

Selain efeknya menurunkan tekanan darah, diazoksida menaikkan kadar glukosa darah dengan menghambat sekresi insulin dan menaikkan pembebasan glukosa dari hati.

Dosis:
bergantung pada individu (dosis awal 5 mg/kg/hari)

Efek Samping:
mual, muntah, sakit kepala,pusing, hipotensi.


Diabetes dan puasa
Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis multipel, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan.


PENATALAKSANAAN  DIABETES PADA KEHAMILAN

Penatalaksanaan ini harus sudah dimulai bersama dengan perawatan prakonsepsi. Pengendalian metabolisme yg baik dg mempertahankan keadaan normoglikemia (4-6 mmol/l) selama 24 jam.  Pada pasien diabetes, pengendalian gula darah yang buruk akan diikuti dengan retinopati maternal. Pengendalian
yang terlampau ketat ternyata akan menimbulkan keadaan hipoglikemia yang berbahaya.  Pemantauan gula darah secara teratur harus diupayakan untuk menyesuaikan kebutuhan  insulin yang meningkat pada masa kehamilan dan sesudah melahirkan.

Diet
Untuk menjaga agar kadar glukosa di bawah 6 mmol/l, penerapan diet harus dipatuhi selama kehamilan. Pastikan asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat mengingat konsentrasi kedua nutrien ini lebih rendah pada ibu hamil
dengan diabetes dan bayinya.


Risiko Hipoglikemia
Janin bergantung pada glukosa sbg sumber energi dan utk sintesis lipid. Pengambilan glukosa yg meningkat dari dlm  plasma pada ibu hamil yg bukan penderita diabetes menyebabkan  perasaan  lapar.  Pada penderita diabetes menyebabkan hipoglikemia.
Hipoglikemia dlm kehamilan hari ke-18 hingga ke 55  (periode perkembangan organ yg menentukan) dapat  menimbulkan malpormasi.


Risiko Hiperglikemia
  Sejak kehamilan sekitar 24 minggu, jaringan maternal mengalami resistensi insulin yg menghambat peng-ambilan glukosa dari dlm plasma. Peningkatan konsentrasi glukosa dlm plasma akan membantu janin untuk menyerap glukosa.
  Pada ibu dg predisposisi genetik ke arah diabetes, pankreas tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan insulin akibat kenaikan glukosa darah dan dg demikian terjadi diabetes gestasional.

Hiperglikemia menstimulasi pankreas  janin utk menghasilkan insulin, menyebabkan :
  makrosomia, peningkatan risiko distosia bahu dan  cedera pleksus brakialis
  malformasi kongenital (defek pada jantung dan neural tube)
  kelambatan produksi surfaktan dan peningkatan risiko terjadinya sindrom gawat napas
  hipoglikemia neonatal
  polisitemia sehingga terdapat kadar bilirubin yg  berlebihan pada neonatus


  
Persalinan  dan Diabetes

Kebutuhan insulin akan menurun dengan cepat pada awal persalinan yang aktif dan sekali lagi pada saat plasenta dilahirkan. Dengan demikian, kebutuhan insulin dan glukosa berubah secara dramatis sehingga diperlukan dua jalur infus yang terpisah.

Pengobatan yang dapat dianjurkan :
Pemberian infus glukosa 10% sebanyak @ 1 liter tiap 8 jam plus Insulin berdaya larut @ 1 unit per jamnya yang disesuaikan dengan hasil pengukuran kadar glukosa darah setiap jam sekali.
Infus glukosa  diteruskan sampai makanan berikutnya dapat dikonsumsi tanpa muntah.


Pemberian ASI  dan Diabetes

Pemberian ASI  akan mengurangi kebutuhan Insulin hingga di bawah takaran sebelum hamil dan mengharuskan asupan karbohidrat yang tinggi. Ibu yang menyusui harus berhati-hati agar jangan terjadi hipoglikemia pada waktu menyusui bayinya di malam hari.
Meskipun pemberian ASI menguntungkan bagi ibu, tindakan pemantauan glukosa harus dilakukan dengan seksama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar