Pengertian Penderita tifus biasanya mengalami demam tetapi tidak disertai batuk  dan pilek. Dan demamnya sukar sekali turun walaupun telah meminum obat  penurun demam. Hal itu biasanya berlangsung selama 1 minggu bahkan  lebih. Sebenarnya apa itu penyakit tifus, apa penyebab, bagaimana gejala  dan penanganannya, berikut adalah penjelasannya.
Penyakit tifus (Thypus Abdominalis) merupakan penyakit infeksi bakteri  pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh  kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini  dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan  septikemia (tidak menyerang usus). 
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang  biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam  pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan  di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah  yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Penyakit tifus yang terlamat ditangani akan berlanjut ke penyakit hepatitis atau sakit kuning. 
Gejala Gejala klinis pada anak-anak biasanya lebih ringan daripada orang  dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Tetapi bisa hanya 4 hari, jika  terinfeksinya melalui kuman yang ada di makanan. Selama masa inkubasi  akan ditemukan gejala-gejala yang mungkin mirip dengan penyakit lain,  seperti tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak  bersemangat. Gejala klinis yang ditemukan setelah masa inkubasi lewat  adalah demam tinggi, biasanya malam lebih tinggi daripada siang, dan ini  terjadi terus menerus, bisa sampai tiga mingguan. Selain panas tinggi,  juga tercium bau mulut yang tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah.  Juga ditemukan lidah ditutupi selaput putih. Perut sering kembung, dan  konstipasi alias tidak buang air besar selama beberapa hari. Biasanya  juga disertai gangguan kesadaran, bahkan penderita dapat kehilangan  kesadaran bila penyakit ini tidak tertangani dengan baik.
 Penyakit tifus yang tidak tertangani dengan baik, atau diketahui  dalam keadaan sudah parah dapat menimpulkan komplikasi yang cukup  berbahaya, baik di usus maupun di organ selain usus. Misalnya terjadi  perdarahan usus, atau bahkan usus bisa berlubang. Sementara pada organ  di luar usus dapat menimbulkan komplikasi pada sistem peredaran darah,  gangguan paru, ginjal, hati, dan juga sistem kesadaran. 
Proses Penularan Penularan salmonella thypi dapat melalui makanan, jari tangan/kuku,  muntah, lalat, dan feses. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui  perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan  dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang  memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang  tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui  mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan  dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus  bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid  ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai  sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian  melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia,  kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
 Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan  oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental  disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada  typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena  membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena  salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan  zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. 
Penanganan - Jika kondisi pasien tidak berat, dan penyakitnya masih awal, yaitu  sudah didiagnosis sebelum demam lebih dari 3 minggu, umumnya masih bisa  dirawat di rumah. Namun mesti diawasi jika mendadak suhu turun, nadi  meninggi, dan perut mulas melilit. Sebenarnya tujuan utama dari  istirahat total dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi di  usus.
 - Makanan tak selalu harus lunak, asal jangan jenis yang merangsang  (diet rendah serat dan tinggi kalori dan protein). Yang dimaksud dengan  jenis yang merangsang disini adalah makanan pedas dan asam.
 - Kesembuhan penderita penyakit ini dipengaruhi berbagai hal, di  antaranya adalah umur, keadaan umum, tingkat kekebalan penderita, jumlah  dan daya infeksi kuman yang masuk tubuh, serta cepat dan tepatnya  pengobatan.
 
Yang Perlu Diperhatikan : - Masalah penderita carrier. Setiap orang yang terinfeksi kuman  salmonella, akan meng ekskresikan kuman tersebut bersama dengan feses  dan air seni selama beberapa waktu tertentu atau sekitar tiga bulan.  Jika hal ini terjadi terus menerus setelah lebih tiga bulan maka yang  bersangkutan dikatakan sebagai carrier. Orang yang menjadi carrier ini  merupakan sumber penularan penyakit tifus kepada orang lain. Kuman tifus  bisa tetap ada pada carrier tadi hingga lebih dari 1 tahun.
 - Pencegahan.
 
Kebanyakan orang pada saat menderita penyakit tipes mensyaratkan  untuk selalu makan bubur tapi tahukan anda bahwa pada saat menderita  penyakit tipes ternyata tidaklah harus kita makan bubur. Kenapa  demikian?? mengapa bubur bukanlah menu makaan utama bagi penderita  penyakit tipes? berikut ini ada 5 hal penting tentang penyakit tipes  yang sangat bagus untuk diketahui:
1. Bubur bukanlah makanan wajib penderita penyakit tipes Penyakit tipes identik dengan menu ketat berbahan utama bubur. Bahkan  bubur itu harus disaring sehalus mungkin. “Biar ususnya tidak tambah  sakit,” begitu kata orang. Tidak cuma itu. Berbagai pantangan pun harus  dijalani. Tidak boleh makan ini dan itu. Walhasil, penderita hanya makan  bubur dengan lauk pauk seadanya. Dengan menu seperti itu, anak yang  menderita penyakit tipes boleh jadi tidak nafsu makan, bahkan menolak  makan. Siapa sih yang mau melahap bubur hambar miskin lauk? Selain itu,  kandungan kalori sepiring bubur lebih sedikit ketimbang nasi. Jika  sepiring bubur mengandung 80-100 kalori, maka sepiring nasi dapat empat  kalinya. Walhasil, bubur tak hanya membuat nafsu makan anak hilang, tapi  juga membuat tubuhnya lemas. Jika asupan gizi kurang maka dapat  dipastikan waktu penyembuhan semakin lama.
 Dulu, penderita penyakit tipes wajib makan bubur dengan alasan  khawatir terjadi gangguan pada pencernaan atau perdarahan pada usus.  Pendapat ini tampaknya perlu diluruskan. Sebab, gangguan pencernaan  akibat bakteri Salmonella typhi ada di usus halus. Perlu diketahui,  makanan yang sudah masuk usus halus semuanya berbentuk cair. Ini karena  sebelumnya makanan itu dikunyah di mulut, lalu diproses di lambung, lalu  ke usus halus. Meski asalnya makanan itu padat, tapi kalau sudah masuk  usus halus semuanya akan berbentuk cair.
 Jadi, sebenarnya tidak ada pantangan buat penderita penyakit tipes  makan nasi lembek. Perkecualian jika penderita penyakit tipes tidak  sadar, maka penderita disarankan mengonsumsi menu makanan cair.
 Pantangan buat penderita penyakit tipes adalah makanan berserat  tinggi seperti sayur-sayuran atau buah. Tapi jika diberikan sedikit  tidak mengapa. Juga makanan yang berisiko menimbulkan kontraksi pada  pencernaan seperti makanan pedas atau asam. Penderita dianjurkan  mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging, telur, susu, tahu,  tempe, dan lain-lain. Dengan demikian, nafsu makan anak membaik, waktu  penyembuhan pun semakin cepat. 
2. Penderita Penyakit Tipes Harus Banyak Beristirahat Agar lekas pulih, penderita penyakit tipes memang harus banyak  beristirahat di tempat tidur. Untuk keperluan buang air, misalnya,  sedapat mungkin penderita penyakit tipes tidak beranjak dari tempat  tidur. Banyak pergerakan dapat menyebabkan suhu naik. Bahkan jika  terlalu heboh, aktif bergerak dapat menimbulkan risiko usus pecah. 
3. Enggak selamanya penyakit tipes dapat diketahui melalui tes widal Untuk mengetahui seseorang terjangkit penyakit tipes atau tidak, maka  tes yang umum digunakan adalah tes Widal. Jika positif berarti penyakit  tipes, jika tidak maka mungkin penderita terjangkit penyakit lain.  Padahal, Widal positif tidak selalu berarti penderita terjangkit  penyakit tipes. Ini karena orang sehat sekalipun jika dites widal  hasilnya bisa positif. Seorang dokter penyakit dalam bahkan pernah  berkelakar, jika pasien, perawat, bahkan dokter yang berpraktik di  kliniknya dites Widal, maka bukan tidak mungkin hasilnya positif semua.  Ingat, kebersihan merupakan sebuah hal yang sulit dicari di negeri ini.  Nasi goreng yang biasa kita santap bersama teman, es jeruk yang  diseruput di warung tegal, bahkan menu makanan di kantin, tidak ada  jaminan bebas penyakit tipes100%. Namun, karena jumlah kuman yang masuk  ke dalam tubuh tidak sampai menginfeksi, sakit tipes pun tidak terjadi.  Ini berbeda dengan kondisi di Eropa atau Singapura yang sanitasinya  sudah baik. Tes Widal positif berarti kemungkinan besar terjadi infeksi  penyakit tipes.
 Namun, tidak berarti tes Widal diragukan akurasinya. Jika tesnya  dilakukan di waktu yang tepat, plus diagnosis klinisnya benar, maka  penyakit tipes dapat dengan mudah terdeteksi. Tes Widal idealnya  dilakukan setelah hari ke-5 atau 6, sesudah penderita mengalami gejala  klinis tipes yaitu demam. Jika dilakukan sebelum itu maka hasilnya tidak  akurat. Selain itu, selidiki juga gejala lainnya seperti sembelit,  nyeri perut, lidah kotor, muntah, dan lain-lain. Dengan kombinasi tes  Widal dan deteksi gejala, maka penyakit tipes dapat dideteksi dengan  mudah. Selain harganya yang lebih ekonomis, tes Widal juga dapat  mendeteksi penyakit paratifus, sebuah penyakit dengan gejala mirip  penyakit tipes tapi lebih ringan. Paratifus disebabkan bakteri  Salmonella paratiphy. Sedangkan penyakit tipes disebabkan bakteri  Salmonella typhi.
 Selain tes Widal, ada tes yang lebih akurat, yaitu tes TUBEXR yang  merupakan tes imunologi. Merupakan tes dengan menggunakan partikel yang  berwarna untuk meningkatkan sensitivitas. Tes ini sangat akurat dalam  diagnosis infeksi akut pada penyakit tipes. Beberapa penelitian  menyimpulkan, tes ini mempunyai sensitivitas lebih baik daripada uji  Widal. Tes ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal, dapat digunakan  untuk pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana,  terutama di negara berkembang. Meski begitu, tes ini hanya dapat  mendeteksi penyakit tipes, tapi tidak paratifus yang kerap menyertai  tipes. Tes yang lebih akurat adalah pembiakan kuman dari darah, urine,  feses, sumsum tulang, atau cairan lainnya. Hasil biakan yang positif  memastikan demam tifoid. Media pembiakan yang direkomendasikan untuk S.  typhi adalah media empedu. Ini karena S. typhi dan S. paratyphi dapat  tumbuh pada media tersebut. Namun, tes biakan kuman sebaiknya dilakukan  sebelum penderita diobati antibiotika. Meski sangat akurat dan dapat  mendiagnosis penyakit tipes dan paratifus, diagnosis biakan kuman  membutuhkan waktu lama (5-7 hari) serta peralatan yang lebih canggih  untuk identifikasi bakteri sehingga tidak praktis untuk diagnosis  penderita. 
4. Tipes adalah Penyakit jangan dianggap sebagai Gejala Banyak bakteri yang menegakkan diagnosis penyakit “gejala tipes”. Ini  jelas sebuah diagnosis rancu, karena dalam dunia kedokteran tidak  mengenal istilah ini. Diagnosis harus tegas, apakah penderita terjangkit  penyakit tipes atau tidak. Kalau mau, dokter mengatakan diagnosis  dugaan penyakit tipes. Kenali gejala penyakit tipes dengan baik, jika  demamnya sampai 5-6 hari hilang timbul maka kemungkinan penderita  terjangkit penyakit tipes. Tapi jika tidak demam, atau demamnya turun  setelah tiga hari, ada kemungkinan penderita tidak terjangkit penyakit  tipes. Ada banyak penyakit infeksi lain yang disertai demam. Apalagi  pada hari-hari pertama demam, sulit untuk dapat memastikannya sebagai  demam tifoid. Gejala demam juga terdapat pada penyakit lain seperti  demam dengue, morbili, dan sebagainya. 
5. Penyakit tipes di bawa oleh carrier Banyak orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan  penyakit tipes. Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tipes. Meski  sudah dinyatakan sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih  menyimpan bakteri penyakit tipes dalam tubuhnya. Bakteri bisa bertahan  berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ini karena sebagian bakteri  penyebab penyakit tipes ada yang bersembunyi di kantong empedu. Bisa  saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Nah, bakteri ini  dapat menyebar lewat air seni atau tinja penderita. (Seeful Imam)
 untuk itu kita harus selalu menjaga tubuh supaya tetap sehan dan aman dari penyakit. informasi selanjutnya bisa anda
Gejala penyakit tipes umum  1. Anoreksia (Nafsu makan hilang)
2. Rasa malas atau kelelahan
3. Sakit kepala bagian depan
4. Nyeri otot
5. Lidah kotor
6. Gangguan perut (perut meragam dan sakit)
7. Diare ataupun muntaber
8. Panas tinggi  
Pencegahan penyakit tipes Hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu, Atau telur ayam  yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang  mengandung bakteri bisa mengakibatkan Tipes.Penyakit Tipes dapat  ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman Tipes  ,Salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita Tipes.Bila  anda sering menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau  minuman yang Anda konsumsi tercemar bakterinya. .
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar