Minggu, 02 November 2014

MENGENAL REMATIK DAN ASAM URAT

Rematik
Setiap  kondisi  yang  disertai  rasa nyeri  dan  kekakuan  pada sistem  muskuloskeletal (otot rangka dan persendian) disebut rematik. Sementara, istilah artritis, umumnya digunakan apabila sendi menjadi tempat utama  penyakit rematik. Misalnya, apabila sendi pergelangan tangan terasa sakit, maka itu disebut artritis.
Rematologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit sendi, termasuk penyakit arthritis. Hingga saat ini dikenal lebih dari seratus macam penyakit sendi yang sering kali memberikan gejala  yang hampir sama. Oleh sebab itu, diperlukan pendekatan diagnostik yang cermat agar diperoleh diagnosis yang tepat, sehingga penanganannya pun lebih terarah.
Penyakit rematik dapat menyerang semua umur, tetapi frekuensinya berbeda-beda pada berbagai kelompok umur. Misalnya, osteoartritis lebih sering terjadi pada usia lanjut. Sementara, lupuseritematosus sistemik (LES) lebih banyak terjadi pada wanita usia muda.

Gejala Klinis  Rematik
Nyeri  sendi merupakan keluhan utama penderita rematik. Nyeri yang disertai penjalaran rasa nyeri ke tempat  yang jauh merupakan keluhan khas yang disebabkan oleh penekanan cabang saraf (penyakit saraf), bukan rematik. Selain itu, perlu dibedakan juga nyeri yang disebabkan oleh perubahan mekanis dengan nyeri yang disebabkan oleh peradangan (inflamasi). Pada nyeri mekanis, nyerinya timbul setelah aktivitas dan hilang setelah istirahat, serta tidak timbul pada pagi hari. Sebaliknya, nyeri inflamasi (peradangan) akan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur, dan disertai kaku sendi atau nyeri hebat pada awal gerak, tetapi berkurang justru setelah melakukan aktivitas. Keluhan lainnya dari penderita rematik adalah kaku sendi. Penderita merasa sukar menggerakkan sendi. Kaku sendi semakin nyata pada pagi hari atau setelah istirahat. Selain itu, penderita rematik tidak jarang mengalami bengkak sendi. Pada sendi terjadi perubahan warna, bentuk atau posisi struktur ekstremitas (anggota gerak tubuh). Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas sehar-hari.

Penanganan Rematik
Penanganan penderita rematik sering kali memerlukan waktu yang relatif lama. Perlu dipelihara ketaatan penderita untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Obat-obatan yang diberikan tergantung dari jenis rematiknya. Umumnya, diperlukan obat antinyeri untuk mengatasi rasa sakitnya. Namun, obat ini mempunyai efek samping iritasi atau mengganggu lambung. Oleh karena itu, diperlukan perhatiankhusus apabila akan memberikan obat antinyeri pada penderita dengan penyakit maag.
Obat lain yang sering diberikan kepada penderita rematik adalah kortikosteroid yang memiliki efek antiinflamasi dan imunosupresif (menekan sistem kekebalan tubuh kita). Pemberian obat ini juga harus dilakukan secara hati-hati, karena disamping mengganggu lambung juga mempunyai efek samping yang tidak sedikit.
Selain obat-obatan, penanganan penderita rematik pada tahap berikutnya biasanya memerlukan bantuan rehabilitasi medis (fisioterapi). Rehabilitasi ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa nyeri, mencegah kekakuan dan keterbatasan gerak sendi, serta mencegah terjadinya atrofi maupun kelemahan otot. Di samping itu, rehabilitasi medis juga bisa mencegah terjadinya deformitas (kecacatan sendi), meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri, serta mempertahankan kemandirian penderita agar tidak tergantung kepada orang lain.

Asam Urat
Setiap hari, sel-sel tubuh kita mengalami perombakan. Sel-sel yang sudah lama atau aus diganti dengan sel-sel yang baru. Di dalam sel-sel tubuh terdapat inti sel yang terdiri dari deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA). Inti sel inilah yang mengatur semua kegiatan sel-sel tubuh kita. Saat perombakan DNA dan RNA berlangsung, terbentuklah senyawa-senyawa purin (adenin dan guanin), yang dalam proses selanjutnya akan terbentuk asam urat dari senyawa purin tersebut. Sebagian kecil dari asam urat itu akan dipergunakan kembali untuk pembentukan inti sel (DNA dan RNA). Sedangkan , sebagian besar asam urat lainnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal saat buang air kecil (sekitar 70%) dan melalui usus ketika buang air besar (sekitar 30%).
Selain dihasilkan oleh perombakan sel-sel tubuh, asam urat juga dapat diperoleh tubuh melalui bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Beberapa bahan makanan yang banyak mengandung asam urat, antara lain bayam, emping melinjo, kopi, dan jeroan (hati, otak dan ginjal). Mengonsumsi minuman dengan kadar alkohol tinggi akan meningkatkan jumlah asam urat di dalam tubuh, karena alkohol akan menghambat pengeluaran asam urat oleh ginjal. Di samping itu, stres, depresi, dan jiwa yang tertekan pun dapat meningkatkan pembentukan asam urat di dalam tubuh.
Apabila kadar asam urat di dalam darah melebihi batas normal (pada wanita kadarnya lebih dari 6 mg/dl sedangkan pada pria lebih dari 7 mg/dl) dalam kurun waktu yang cukup lama, maka akan mempermudah terjadinya serangan artritis gout atau yang lebih dikenal masyarakat awam dengan encok. Artritis gout akut merupakan jenis rematik yang paling potensial disebabkan oleh kelebihan asam urat. 
Serangan artritis gout akut biasanya bersifat monoartikular yakni hanya menyerang satu sisi sendi, bisa di jempol kaki, jempol tangan, pergelangan kaki atau pergelangan tangan. Selain itu, serangan artritis juga disertai dengan proses peradangan, seperti bagian yang sakit berwarna merah, bengkak, teraba panas, dan terasa sakit, sehingga menimbulkan gangguan pergerakan sendi.

Tapi keadaan kelebihan asam urat di dalam darah ini tidak selalu identik dengan artritis gout akut. Artinya, kejadian artritis gout akut tidak selalu disertai dengan peningkatan kadar asam urat di dalam darah. Banyak orang dengan peningkatan kadar asam urat di dalam darah, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout akut.
Setiap orang tetap harus memperhatikan betul kadar asam urat di dalam darah mereka. Sebab, walaupun tidak menimbulkan gejala akibat peningkatan kadar asam urat, penderita tetap akan mempunyai risiko yang lain, yakni terjadinya kerusakan ginjal akibat penimbunan kristal-kristal urat di jaringan ginjal. Sekitar 30% dari mereka akan menderita penyakit batu ginjal, disamping tetap berisiko mengalami serangan jantung koroner dan stroke.

Penangan Kelebihan Asam Urat (Hiperurisemi)
Langkah umum yang harus dilakukan dalam menangani kelebihan asam urat di dalam darah adalah diet dengan pembatasan kalori, khususnya bagi penderita yang kelebihan berat badan. Penderita sebaiknya membatasi konsumsi makanan yang mengandung purin, seperti bayam,emping melinjo, kopi serta jeroan (misalnya hati, ginjal dan otak). Penderita hendaknya juga menghindari minuman beralkohol tinggi dan sebisa mungkin menghindari stres.
Obat yang dapat membantu menurunkan kadar asam urat di dalam darah, terdiri dari dua kelompok obat, yaitu Urikosurik dan Penghambat oksidase xantin. Kelompok Urikosurik berperan meningkatkan fungsi eliminasi asam urat oleh ginjal dengan cara berkompetisi menghambat penyerapan kembali (reabsorbsi) asam urat oleh ginjal.
Sementara, kelompok penghambat oksidase xantin (dikenal di pasaran dengan nama Allopurinol) berfungsi menurunkan produksi asam urat serta meningkatkan pembentukan xantin dan hipoxantin dengan cara menghambat pekerjaan xantin oksidase yang berperan dalam metabolisme asam urat.
Berikut adalah beberapa pesan yang harus Anda perhatikan jika mengonsumsi obat penurun kadar asam urat.
Pertama, ada kemungkinan pemakaian obat dilakukan seumur hidup.
Kedua, bila berobat kepada dokter yang lain, sebaiknya sampaikan bahwa Anda sedang mendapatkan pengobatan Allopurinol.
Ketiga, lakukan pemeriksaan kadar asam urat secara periodik, karena dosis allopurinol tergantung pada kadar asam urat.
                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar