Sabtu, 15 September 2012
OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (AINS)
Tinjauan umum:     Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia    heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan penurunan      sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam arakidonat     Dorland, 2002).    Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1899. Obat AINS yang pertama     adalah asam asetil salisilat yang diproduksi oleh Felix Hoffman dari Bayer     Industries. Berdasarkan saran dari Hermann Dreser, senyawa tersebut diberi     nama Aspirin yang berasal dari gabungan kata bahasa Jerman untuk     senyawa, acetylspirsäure (spirea = nama genus tanaman asal obat tersebut,     dan Säure = asam) (Wolfe, et al., 1999; Katzung & Payan, 1998).      Obat- Obat:  Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) :    DERIVAT  ASAM  SALISILAT  (ASPIRIN)  Farmakodinamik:  * Luas digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan  antiinflamasi. dan       digolongkan dalam obat bebas.   * Asam salisilat sangat iritatif shg hanya digunakan sebagai obat luar.      Derivatnya yg dapat dipakai secara sistemik adalah asetosal.   * Efek Analgesik, aspirin paling efektif untuk  mengurangi  nyeri dengan     intensitas ringan sampai sedang   * Efek Antipiretik, aspirin menurunkan suhu yang meningkat, sedangkan    * Efek Anti Inflamasi, aspirin adalah penghambat non  selektif kedua isoform        COX ( Cyclooxygenase ) atau  (COX-I dan COX-II     * Efek Platelet, aspirin mempengaruhi hemostasis. Dosis rendah tunggal aspirin           (80 mg sehari) menyebabkan sedikit perpanjangan waktu perdarahan.    * Dapat  terjadi alkalosis respiratoar yang terkompensasi: CO2  yang dihasilkan     mengakibatkan perangsangan  pernapasan sehingga karbondioksida dalam darah tidak     meningkat. Ekskresi bikarbonat melalui ginjal meningkat disertai Na+  dan  K+,     sehingga bikarbonat dlm plasma menurun dan pH darah kembali normal.   * Pada orang sehat aspirin menyebabkan perpanjangan masa perdarahan.      Ini disebabkan: pembentukan TX2  terhambat.  Pada pemakaian obat  antikoagulan     jangka lama harus berhati-hati memberikan aspirin, karena bahaya perdarahan       mukosa lambung.   * Aspirin  bersifat  hepatotoksik, tidak dianjurkan diberikan kepada pasien     dengan penyakit hati kronik. Dapat menurunkan  fungsi ginjal pada  pasien     dengan hipovolemia atau gagal jantung.   Farmakokinetika:  * Pada pemberian oral, sebagian besar diabsorpsi di usus halus. Kadar tertinggi    dicapai kira-kira 2 jam setelah  pemberian. Pemberian secara rektal,lebih lambat    dan tidak sempurna.  * Salisilat dengan cepat diserap oleh lambung dan usus kecil bagian  atas.  * Asam salisilat diabsorpsi cepat dari kulit sehat terutama bila digunakan sebagai    obat gosok atau salep  * Salisilat di distribusikan keseluruh jaringan mudah menembus sawar darah otak dan    sawar uri.   Indikasi: * Sebagai obat  analgetik, untuk mengobati sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid,    neuralgia dan mialgia.  * Sebagai antipiretik, dosis untuk dewasa ialah 325 mg-650 mg, secara oral tiap 3    atau 4 jam. Untuk anak  15- 20 mg/kgBB  diberikan tiap 4-6 jam.  * Sebagai obat demam reumatik akut:   Dosis dewasa: 5-8 g per hari, diberikan 1 g per kali   Dosis anak : 100-125 mg/kg/BB/hari, diberikan tiap 4-6 jam selama seminggu. Setelah    itu tiap minggu dosis berangsur diturunkan sampai 60 mg/kgBB/hari.  * Artitis reumatoid. Selain menghilangkan nyeri, salisilat menghambat inflamasinya.   Dosisnya ialah: 4-6 g/hari.  * Mencegah trombus koroner, dosis aspirin kecil(325mg/hari) yang diminum tiap hari    dapat mengurangi insiden infark miokard akut  * Sebagai counter irritant bagi kulit, bentuk salep atau liniment.    Efek samping : - tukak lambung atau  tukak peptik - perdarahan lambung - anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna - muntah-muntah, pendengaran berkurang, tinitus dan vertigo yang reversibel - Keracunan salisilat yang berat dapat menyebabkan  kematian.   - Keracunan serius apabila jumlah yang ditelan   melebihi150- 175 mg/kgBB. - Alergi terhadap salisilat - Beratnya efek samping ini berbeda pada masing-masing obat.    DIFLUNISAL * Obat ini merupakan derivat difluorofenil dari asam salisilat. * Bersifat analgesik  dan antiinflamasi tetapi hampir tidak bersifat antipiretik. * Indikasinya hanya sebagai analgesik ringan sampai sedang dengan dosis awal 500 mg,    disusul 250-500 mg  tiap 8 – 12 jam * Efek sampingnya lebih ringan daripada asetosal dan tidak menyebabkan gangguan    pendengaran.   Para amino fenol : Fenasetin  dan Asetaminofen  Pirazolon  dan Derivat. : dipiron, fenilbutazon, aminopirin,oksifenbutazon, antipirin                             dan   Obat- Obat:  Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) lain :  Asam Mefenamat  Diklofenak  Ibuprofen  Kertoprofen  Naproksen  Indometasin  Piroksikam  dan Meloksikam  Nabumeton  Nimesulide  COX-2 Selektif     OBAT  PIRAI  DEFINISI:  Pirai(Gout) : penyakit metabolisme familial yang dikarakterisasi oleh episode berulang  artritis akut yang disebabkan oleh endapan monosodium urat pada sendi-sendi dan tulang  rawan.  Tinjauan Umum : Pirai biasanya dikaitkan dengan kadar  serum yang tinggi dari asam urat, zat yang sulit larut yang merupakan hasil akhir utama dari meta-bolisme purin. Pengobatan pirai ditujukan pada pengurangan serangan akut dan mencegah kambuhnya episode pirai dan batu  urat.    Obat Pirai   ada   2  Kelompok,  1. Obat yang menghentikan proses inflamasi  Akut :        Kolkisin       Fenilbutazon       Oksifenbutazon       Indometasin             -Menghentikan proses inflamasi            -Menghilangkan gejala            -Terapi simptomatis  2. Obat yang menghentikan proses inflamasi  Kronis  (mempengaruhi kadar asam urat) :             Alopurinol            Probenesid            Sulfinpirazon                       - Menurunkan kadar asam urat            - Memobilisasi asam urat            - Menghambat pembentukan tofi            - Menghilangkan penyebabnya             -Terapi kausatip                                       OBAT  PIRAI:  KOLKISINFarmakodinamik : *Tidak Mempunyai efek analgesi *Terikat pada tubulin protein intraseluler , dengan demikian akan  mencegah   polimerisasinya menjadi mikrotubulus dan mengarah kepada penghambatan migrasi   lekosit dan fagositosis *Menghambat pembentukan leukotrien B4    Farmakokinetik : * Absorpsi melalui saaluran cerna baik * Didistribusikan secara luas dalam jaringan tubuh * Kadar tinggi dalam ginjal, hati, limpa, dan saluran cerna * Tidak terdapat didalam otot rangka , jantung dan otak * Sebagian besar diekskresi melalui tinja dalam bentuk utuh hanya 10-20 % diekskresi    melalui urin * Kolkisin dapat ditemukan dalam lekosit dan urin sedikitnya untuk 9 hari setelah    suatu suntikan IV.  Indikasi : * Meredakan inflamasi dari artritis pirai akut * Lebih disukai sebagai propilaksis kambuhnya episode artritis akut  Efek samping : * Mual, muntah, diare * Gejala saluran cerna ini tidak terjadi pada pemberian  IV dengan dosis terapi * Intoksikasi akut setelah menelan dosis besar(non  terapeutik) dapat berupa :     - nyeri tenggorokan seperti terbakar     - diare berdarah     - syok     - hematuria     - oligouria     - depresi sistem saraf pusat   ALOPURINOL Indikasi :  - untuk penyakit pirai karena menurunkan kadar asam urat  - pengobatan jangka panjang mengurangi frekuensi serangan - menghambat pembentukan tofi - memobilisasi asam urat dan mengurangi besarnya tofi  Farmakokinetik : - diserap dengan baik oleh saluran cerna - alopurinol mengalami biotransformasi oleh enzim xantin  oksidase menjadi aloxantin    yang masa paruhnya lebih  panjang daripada alopurinol, oleh sebab itu alopurinol      yang masa paruhnya pendek cukup diberikan satu kali  sehari.  Efek samping : - reaksi kulit, bila terjadi kemerahan segera obat dihentikan - eosinofilia, artralgia, dan pruritus - gangguan saluran cerna kadang-kadang juga terjadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar